Laman

Selasa, 21 Juni 2011

Pencegahan Infeksi

Pedoman Pencegahan Infeksi
TRANSMISI KUMAN
Transmisi kuman rnerupakan proses masuknya kuman ke dalam tubuh manusia yang dapat menimbulkan radang atau poses tersebut melibatkan beberapa unsur di antaranya:
1. Resevoir
2. Jalan Masuk
3. Inang (host)
4. Jalur Keluar
5. Jalur penyebaran

CARA PENULARAN MIKROORGANISME
Proses penyebaran rnikroorganisme ke dalam tubuh, baik pada manusia maupun hewan, dapat meialui berbagai cara, di antaranya:
1. Kontak Tubuh. Kuman masuk ke dalam tubuh melalui proses penyebaran secara langsung, maupun tidak langsung.
2. Makanan dan minuman
3. Serangga
4. Udara

FAKTOR YANG MEMENGARUHI PROSES INFEKSI
  1. Sumber Penyakit. Sumber penyakit dapat memengaruhi apakah infeksi berjalan cepat atau lambat.
  2. Kuman penyebab. Kuman penyebab dapat menentukan jumlah mikroorganisme, kemampuan mikroorganisme masuk ke dalam tubuh, dan virulensinva.
  3. Cara Membebaskan Sumber dari Kuman. kuman dapat menentukan apakah proses infeksi cepat/lambat, seperti tingkat keasaman (pH), suhu, dll.
  4. Cara Penularan. Cara penularan seperti kontak melalui makanan atau udara, dapat menyebabkan penyebar.
  5. Cara Masuknya Kuman. Proses penyebaran tergantung dari sifatnya. Kuman dapat masuk melalui pernapasan, saluran pencernaan, kulit, dan lain-lain.
  6. Daya Tahan Tubuh. Daya tahan tubuh yang baik dapat memperlambat proses infeksi atau mempercepat proses penyembuhan.
INFEKSI NOSOKOMIAL
Infeksi nosokomial adalah infeksi yang terjadi di rumah sakit dalam sistem pelayanan kesehatan yang berasal dari proses penyebaran sumber pelayanan kesehatan, baik melalui pasien, petugas kesehatan, maupun sumber lain.

Sumber Infeksi Nosokomial
Beberapa sumber penyebab terjadinya infeksi nosokomial adalah :
  1. Pasien. Pasien merupakan unsur pertama yang dapat infeksi ke pasien laimnya, petugas kesehatan, pengunjung atau uf alat kesehatan lainnya.
  2. Petugas Kesehatan. Petugas kesehatan dapat menyebarkan infeksi melalui kontak langsumg yang dapat rnenularkan berbagai kuman ke tempat lain.
  3. Pengunjung. Pengunjung dapat menyebarkan infeksi yang didapat dari luar ke dalam lingkungan rumah sakit atau sebaliknya, yang didapat dari dalam rumah sakit ke luar rumah sakit.
  4. Sumber Lain. Sumber lain yang dimaksud di sini adalah iingkungan rumah sakit yang meliputi lingkungan umum atau kondisi kebersihan rumah sakit atau alat yang ada di rumah sakit yang dibawa oleh pengunjung atau petugas kesehatan kepada pasien, dan sebaliknya.

PENCEGAHAN INFEKSI
Di masa lalu, fokus utamapenanganan masalah infeksi dalam pelayanan kesehatan adalah mencegah infeksi. Infeksi serius pascabedah masih merupakan masalah di beberapa negara, ditambah lagi dengan munculnya penyakit Acquired Immuno Defeciency Syndrome (AIDS) dan Hepatitis B yang belum ditemukan obafnya.

TINDAKAN PENCEGAHAN INFEKSI
Beberapa tindakan pencegahan infeksi yang dapat dilakukan adalah:
  1. Aseptik, yaitu tindakan yang dilakukan dalam pelayanan kesehatan. Istilah ini dipakai untuk menggambarkan semua usaha yang dilakukan untuk mencegah masuknya rnikroorganisme ke dalam tubuh yang kemungkinan besar akan mengakibatkan infeksi. Tujuan akhirnya adalah mengurangi atau menghilangkan jumlah mikroorganisme, baik pada permukaan benda hidup maupun benda mati agar alat-alat kesehatan dapat dengan aman di gunakan.
  2. Antiseptik, yaitu upaya pencegahan infeksi dengan cara membunuh atau menghambat pertumbuhan mikroorganisme pada kulit dan jaringan tubuh lainnya.
  3. Dekontaminasi, tindakan yang dilakukan agar benda mati dapat ditangani oleh petugas kesehatan secara aman, terutama petugas pembersihan medis sebelum pencucian dilakukan. Contohnya adalah meja pemeriksaan, alat¬alat kesehatan, dan sarung tamgan yang terkontaminasi oleh darah atau aliiran tubuh di saat prosedur bedah/tindakan dilakukan.
  4. Pencucian, yaitu tindakan menghilangkan semua darah, eairan tubuh atau setiap benda asing seperti debu dan kotoran.
  5. Desfinfeksi, yaitu tindakan menghilangkan sebagian besar (tidak semua) mikroorganisme penyebab penyakit dari benda mati. Desinfeksi tingkat tinggi dilakukan dengan merebus atau dengan menggunakan larutan kirnia. Tindakan.ini dapat menghilangkan semua mikroorganisme, kecuaii beberapa bakteri endospora.
  6. Sterilisasi, yaitu tindakan untuk menghilangkan semua mikroorganisme (bakteri, jamur, parasit, dan virus) termasuk bakteri endospora.

PEDOMAN PENCEGAHAN INFEKSI
Cara efektif untuk mencegah penyebaran penyakit dari orang ke orang atau dari peralatan ke orang dapat dilakukan dengan meletakkan penghalang di antara mikroorganisme dan individu (pasien atau petugas kesehatan). Penghalang ini dapat berupa upaya fisik, mekanik ataupun kimia yang meliputi:
1. Pencucian tangan
2. Penggunaan sarung tangan (kedua tangan), baik pada saat melakukan tindakan, maupun saat memegang benda yang terkontaminasi (alat kesehatan/kain tenun bekas pakai).
3. Menggunaan cairan antiseptik untuk membersihkan luka pada kulit.
4. Pemrosesan alat bekas pakai (dekontaminasi, cuci dan bilas, desinfeksi tingkat tinggi atau sterilisasi).
5. Pembuangan sampah.

Tindakan-tindakan pencegahan infeksi dalam pelayanan asuhan kesehatan :
1. Meminimalkan infeksi yang disebabkan mikroorganisme (bakteri, virus, jamur).
2. Menurunkan resiko penularan penyakit yang mengancam jiwa (hepatitis dan
HIV/AIDS).

Penolong persalinan dapat terpapar hepatitis dan HIV di tempat kerjanya melalui :
1. Percikan darah atau cairan tubuh pada mata, hidung, mulut atau melalui
diskontinuitas permukaan kulit (luka atau lecet kecil).
2. Luka tusuk akibat jarum yang terkontaminasi atau peralatan tajam lainnya, baik
saat prosedur dilakukan atau saat memproses peralatan.

Defenisi tindakan-tindakan dalam pencegahan infeksi :
1. Asepsis atau teknik aseptik
Asepsis atau teknik aseptik adalah semua usaha yang dilakukan dalam
mencegah masuknya mikroorganisme ke dalam tubuh yang mungkin akan
menyebabkan infeksi. Caranya adalah menghilangkan dan/atau menurunkan
jumlah mikroorganisme pada kulit, jaringan dan benda-benda mati hingga
tingkat aman.
2. Antisepsis
Antisepsis adalah usaha mencegah infeksi dengan cara membunuh atau
menghambat pertumbuhan mikroorganisme pada kulit atau jaringan tubuh
lainnya.
3. Dekontaminasi
Dekontaminasi adalah tindakan yang dilakukan untuk memastikan bahwa
petugas kesehatan dapat menangani secara aman benda-benda (peralatan
medis, sarung tangan, meja pemeriksaan) yang terkontaminasi darah dan cairan
tubuh. Cara memastikannya adalah segera melakukan dekontaminasi terhadap
benda-benda tersebut setelah terpapar/terkontaminasi darah atau cairan tubuh.
4. Mencuci dan membilas
Mencuci dan membilas adalah tindakan-tindakan yang dilakukan untuk
menghilangkan semua darah, cairan tubuh atau benda asing (debu, kotoran)
dari kulit atau instrumen.
5. Disinfeksi
Disinfeksi adalah tindakan yang dilakukan untuk menghilangkan hampir semua
mikroorganisme penyebab penyakit pada benda-benda mati atau instrumen.
6. Disinfeksi tingkat tinggi (DTT)
Disinfeksi tingkat tinggi (DTT) adalah tindakan yang dilakukan untuk
menghilangkan semua mikroorganisme kecuali endospora bakteri, dengan cara
merebus atau cara kimiawi.
7. Sterilisasi
Sterilisasi adalah tindakan yang dilakukan untuk menghilangkan semua
mikroorganisme (bakteri, virus, jamur, parasit), termasuk endospora bakteri
pada benda-benda mati atau instrumen.

Prinsip-prinsip pencegahan infeksi yang efektif berdasarkan :
1. Setiap orang (ibu, bayi baru lahir, penolong persalinan) harus dianggap dapat
menularkan penyakit karena infeksi yang terjadi bersifat asimptomatik (tanpa
gejala).
2. Setiap orang harus dianggap beresiko terkena infeksi.
3. Permukaan tempat pemeriksaan, peralatan dan benda-benda lain yang akan dan
telah bersentuhan dengan kulit tak utuh, selaput mukosa, atau darah harus
dianggap terkontaminasi sehingga setelah selesai digunakan harus dilakukan
proses pencegahan infeksi secara benar.
4. Jika tidak diketahui apakah permukaan, peralatan atau benda lainnya telah
diproses dengan benar, harus dianggap telah terkontaminasi.
5. Resiko infeksi tidak bisa dihilangkan secara total tetapi dapat dikurangi hingga
sekecil mungkin dengan menerapkan tindakan-tindakan pencegahan infeksi
yang benar dan konsisten.

Tindakan-tindakan pencegahan infeksi meliputi :
1. Cuci tangan
2. Memakai sarung tangan
3. Memakai perlengkapan pelindung
4. Menggunakan asepsis atau teknik aseptik
5. Memproses alat bekas pakai
6. Menangani peralatan tajam dengan aman
7. Menjaga kebersihan dan kerapian lingkungan serta pembuangan sampah secara
benar.

Persalinan dan kelahiran bayi bisa terjadi di luar institusi, baik di rumah, klinik bersalin swasta, polindes, atau puskesmas. Jika proses ini berlangsung di rumah, hati-hati agar benda-benda yang terkontaminasi tidak menyentuh daerah yang telah dibersihkan dan disiapkan untuk suatu prosedur.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar