Laman

Jumat, 13 April 2012

Askeb IV

KEHAMILAN DENGAN DEPRESI


2.1.  Pengertian Depresi
Depresi adalah gangguan mood (perasaan tidak berdaya dan kehilangan harapan), kondisi emosional berkepanjangan yang mewarnai seluruh proses mental (berfikir, berperasaan, dan berprilaku). (Philip c.rice 1992 )
Menurut para ahli, berdasarkan penelitian yang sudah dilakukan selama 20 tahun, para ahli menemukan anak yang dilahirkan oleh ibu yang mengalami depresi berat selama kehamilan akan memiliki kadar hormone stres tinggi, aktivitas otak yang peka terhadap depresi, menunjukkan sedikit ekspresi, dan mengalami gejala depresi lain, seperti sulit makan dan tidur. Yang berbahaya bila gejala depresi pada bayi baru lahir tidak segera ditangai, anak berkembang menjadi anak yang tidak bahagia. Mereka sulit belajar berjalan, berta badan kurang, dan tidak responsif terhadap orang lain. Bila keadaan ini tetap tidak tertanggulangi, anak akan tumbuh menjadi balita yang depresi. Saat mulai sekolah mereka mengalami. Makanya, ibu dan anak mengalami depresi harus mendapatkan pertolongan para profesional. Berkonsultasilah dengan dokter anak dan psikolog anak. Makin cepat pertolongan diberikan makin besar kemungkinan anak akan tumbuh normal. Terapi lainnya, seperti pijat, juga terbukti baik untuk mengatasi depresi, baik bagi anak maupun ibu. Tapi, ini pun harus dengan pengawasan dari dokter. Yang penting, upaya penyembuhan ini harus dilakukan pada ibu dan bayi. Jangan hanya bayi yang diterapi, sementara ibu dibiarkan makin terpuruk dalam depresi atau sebaliknya. Ibu dan bayi harus bekerja sama untuk mengatasi depresinya. Ayah juga harus berperan aktif dalam membantu penyembuhan orang-orang terdekat ini. Itulah sebabnya, saat ini, peran suami terhadap ibu yang sedang mengandung dan setelah melahirkan amat besar. Ibu hamil harus mendapatkan dukungan yang sebesar-besarnya dari suami. Dukungan suami ini bisa ditunjukkan dengan berbagai cara, seperti memberi ketenangan kepada istri, membantu sebagian pekerjaan istri atau bahkan sekadar memberi pijatan ringan bila istri merasa pegal. Diharapkan, dengan dukungan total dari suami, istri dapat melewati masa keamilannya dengan perasaan senang dan jauh dari depresi. Pada saat bayi yang ditunggu sudah lahir, peran suami yang sekarang telah menjadi seorang ayah tentu diharapkan menjadi semakin aktif. Ayah dan ibu harus berbagi tugas dalam mengasuh dan merawat si kecil. Membuat ibu depresi karena fisiknya belum pulih setelah melahirkan ditambah kelelahan baru merawat bayi.

2. 2 Penyebab dan Gejala
Depresi selama kehamilan merupakan gangguan mood yang sama seperti halnya pada depresi yang terjadi pada orang awam secara umum, dimana pada kejadian depresi akan terjadi perubahan kimiawi pada otak. Dalam hal ini perubahan hormonal pada saat kehamilan akan mempengaruhi kimiawi otak itu sendiri, yang nantinya akan sangat berhubungan erat dengan kejadian depresi dan kecemasan selama kehamilan. Pada sebagaian dari mereka yang mempunyai riwayat depresi, hal ini dapat muncul kembali akibat dipicu oleh kesulitan hidup yang melanda Selama kehamilan dan nantinya akan menyebabkan timbulnya gejala depresi selama kehamilan.

Wanita yang mengalami depresi akan mengalami beberapa gejala berikut ini selama kurang lebih 2 minggu :
·                 Adanya perasaan sedih
·                 Kesulitan dalam berkonsentrasi
·                 Tidur yang terlalu lama atau terlalu sedikit
·                 Hilangnya minat dalam melakukan aktivitas yang biasanya digemari
·                 Putus asa, terkadang beberapa ada yang merasa cemas,
·                 Timbul perasaan bersalah dan tidak berharga
·                 Adanya perubahan dalam kebiasaan makan
·                 Bahkan tidak jarang dari mereka memiliki perasaan ingin bunuh diri.

Tetapi kejadian depresi ini tidak semata – mata kejadian yang muncul begitu saja. Pada beberapa kasus, depresi selama hamil tersebut dipicu oleh faktor pencetus seperti adanya masalah dengan suami mereka atau ibu hamil memang mempunyai riwayat depresi pada keluarganya. Beberapa kepustakaan banyak menyebutkan adanya riwayat kegagalan dalam kehamilan juga dapat memicu untuk timbulnya depresi selama masa kehamilan. Selain itu kejadian hidup yang berat, adanya komplikasi selama kehamilan juga dapat menjadi salah satu pemicu terjadinya depresi selama kehamilan.
Hal-hal yang bisa mencetuskan depresi selama hamil :
ü  Gangguan hubungan kerja
ü  Riwayat depresi baik diri maupun keluarga
ü  Pengobatan  infertilitas
ü  Riwayat aborsi
ü  Pengalaman yang stressfull
ü  Adanya komplikasi dalam kehamilannya
ü  Riwayat KDRT atau trauma       

Depresi yang tidak ditangani bisa memberikan potensi bahaya ke ibu dan janin. Depresi yang tidak tertangani bisa menyebabkan asupan nutrisi menjadi jelek, merokok dan tingkah laku ingin bunuh diri, yang mana hal-hal ini bisa menyebabkan  kelahiran kurang bulan, berat lahir rendah, dan gangguan pertumbuhan lainnya.
Pilihan pengobatan pada wanita hamil berupa; kelompok-kelompok suportif, psikoterapi dan obat-obatan. Bicarakan dengan dokter atau orang lain yang mengerti persoalan yang dihadapi. Prinsipnya jangan menghadapi depresi seorang diri, jika gejalanya berat biasanya diberikan anti depresi.

2.3 Dampak Depresi pada Kehamilan
Depresi yang tidak ditangani akan memiliki dampak yang buruk bagi ibu dan bayi yang dikandungnya. Ada 2 hal penting yang mungkin berdampak pada bayi yang dikandungnya, yaitu :
·         Pertama adalah timbulnya gangguan pada janin yang masih didalam kandungan
·         Kedua munculnya gangguan kesehatan pada mental si anak nantinya

Depresi yang dialami, jika tidak disadari dan ditangani dengan sebaik – baiknya akan mengalihkan perilaku ibu kepada hal – hal yang negatif seperti minum-minuman keras, merokok dan tidak jarang sampai mencoba untuk bunuh diri. Hal inilah yang akan memicu terjadinya kelahiran prematur, bayi lahir dengan berat badan yang rendah dan gangguan perkembangan janin. Ibu yang mengalami depresi ini tidak akan mempunyai keinginan untuk memikirkan perkembangan kandungannya dan bahkan kesehatannya sendiri.
Sebagai contoh nyata pada suatu studi kasus yang dilakukan pada 300 ibu hamil yang menjadi korban 11 september (WTC), dimana semua dari mereka yang dijadikan sampel penelitian berada dekat dengan lokasi tragedi. Dari hasil penelusuran yang dilakukan terhadap anak – anak yang mereka lahirkan, maka didapatkan kelahiran anak mereka jauh lebih kecil dalam hal berat badan dibandingkan mereka yang berada jauh dari lokasi tragedi. Selain itu kejadian lahir prematur juga lebih banyak terjadi pada mereka yang berada di dekat lokasi tragedi tersebut ketimbang mereka yang jauh dari lokasi tragedi. Hal ini membuktikan depresi yang berdampak pada ibu akan sangat mempengaruhi perkembangan janin mereka kelak.
Selain itu pada suatu studi yang dilakukan pada ibu yang mengalami depresi saat kehamilan akan menyebabkan timbulnya gangguan tingkah laku dan emosional si anak pada saat menginjak usia 4 tahun nantinya. Hal ini membuktikan bahwa pada beberapa minggu terakhir dalam kehamilan sangat berperan penting dalam perkembangan dan maturitas otak si bayi, sehingga jika ibu mengalami depresi akan memperbesar kejadian prematur dan akhirnya akan mempengaruhi tingkat perkembangan otak si bayi. Pada studi yang lain pada ibu-ibu di UK yang mengalami depresi selama kehamilan, kemudian anak mereka diikuti sampai usia 16 tahun, didapatkan bahwa anak – anak ini rentan untuk mengalami gangguan depresi ketimbang mereka yang ibunya tidak mengalami depresi selama kehamilan.

2.4 Menangani Depresi Selama Kehamilan
Penatalaksanaan;
ü  Harus kita hadapi dengan sikap serius dan mengerti
ü Hendaknya jangan menghibur, member harapan palsu, bersikap optimis dan bergurau, karena akan memperbesar rasa tidak mampu dan rendah diri.
ü  Untuk mengatasi dengan cepat, gunakan  obat-obat penenang

Jika seorang ibu mengalami depresi selama kehamilan maka hal yang harus dilakukan adalah mencari pertolongan. Ada beberapa cara yang dapat dilakukan, antara lain dengan berkonsultasi pada dokter kandungan atau pada psikolog/psikiater anda mengenai gejala yang dialami. Saat ini mereka adalah tempat yang paling tepat untuk berkonsultasi, mereka nanti akan memberikan solusi yang terbaik untuk ibu dan janin yang ada di dalam kandungan.
Ada beberapa cara dalam melakukan terapi dan konsultasi dengan dokter kandungan anda seperti dengan metode support group atau psikoterapi yang dapat dilakukan secara rutin dan berkala atau dengan obat – obatan. Jika gejala depresi yang ditunjukkan sangat berat maka dokter kandungan mungkin akan meresepkan beberapa obat untuk mengatasinya dan tentunya aman untuk mereka yang sedang mengandung. Jika karena sesuatu hal sang ibu tidak merasa nyaman untuk mendiskusikannya dengan dokter atau terapis maka teman dekatnya dapat diajak berbicara untuk bertukar pendapat. Yang terpenting adalah bahwa orang yang diajak berbicara tersebut sangat bisa mengerti apa yang sang ibu hamil rasakan. Jangan pernah untuk melawan depresi ini seorang diri, karena pada saat-saat tersebut sang ibu hamil sangat membutuhkan seseorang untuk diajak berbagi untuk mengatasi depresi yang dirasakan.

Penggunaan antidepresan selama kehamilan dapat menimbulkan resiko pada bayi , tetapi berhenti menggunakannya mungkin dapat memberi resiko pada sang ibu. Antidepresan merupakan cara pertama penanganan untuk hampir semua jenis depresi. Antidepresan dapat menolong meredakan gejala depresi. Tetapi lain halnya bila saat hamil atau sedang mempertimbangkan untuk hamil. Hormon kehamilan pernah dianggap melindungi perempuan dari depresi, tetapi peneliti sekarang menganggap itu tidak benar. Faktanya adalah 10 persen dari perempuan depresi selama kehamilan. Meski kehamilan tidak membuat depresi lebih parah, kehamilan sering kali memicu perubahan emosi yang kadang lebih sulit diatasi daripada depresi.

Antidepresan merupakan pilihan selama kehamilan
Sedikit pengobatan yang terbukti aman digunakan selama kehamilan. Meskipun beberapa antidepresan tidak dihubungkan dengan resiko peningkatan cacat lahir atau perkembangan yang terganggu, termasuk fluoxetine (Prozac, Sarafem, lainnya), sertraline (Zoloft) dan bupropion (Wellbutrin) . Dengan penelitian lebih lanjut lebih banyak mengenai obat antidepresi, risiko dan keuntungan menggunakan obat selama kehamilan harus ditimbang dengan cermat.
·         Beberapa tipe antidepresan
Sejauh ini, bupropion (Wellbutrin) tidak dihubungkan dengan resiko perkembangan bayi. Tetapi peneliti telah mengidentifikasi berbagai resiko dengan berbagai antidepresan. Contohnya:
1.      Paxil. Paroxetine (Paxil) telah dikaitkan dengan kerusakan jantung bawaan saat digunakan selama tiga bulan pertama masa kehamilan.
2.      Inhibitor Reuptake Selektif Serotonin lain (Selective Serotonin    Reuptake Inhibitors (SSRI). Penggunaan SSRI — termasuk citalopram (Celexa), fluoxetine (Prozac), paroxetine (Paxil) dan sertraline (Zoloft) — di tengah hingga akhir kehamilan dapat meningkatkan resiko yang jarang namun serius yaitu masalah paru-paru yang disebut persistent pulmonary hipertensi dari bayi yang baru lahir. Kondisi ini timbul saat sistem sirkulasi dari bayi yang baru lahir tidak beradaptasi untuk bernafas diluar rahim.
3.      Antidepresan trisiklik. Antidepresan ini— termasuk amitriptilin dan nortriptilin (Aventyl, Pamelor) — umumnya are generally discouraged during pregnancy in favor of newer, more effective medications. Resiko potensial dari antidepresan trisiklik pada bayi termasuk kerusakan dari sistem syaraf pusat, cacat atau pertumbuhan yang terganggu.

·      Resiko lain untuk bayi
Bila anda menggunakan antidepresan SSRI selama kehamilan atau selama tri semester ketiga, bayi anda mungkina akan mengalami gejala sementara — termasuk kejang, masalah pencernaan, tidur yang terganggu dan tangisan yang sangat keras.
·         Resiko menghentikan penggunaan antidepresi selama kehamilan
Bila anda berhenti menggunakan antidepresi selama kehamilan, resiko depresi mungkin akan timbul kembali. Faktanya, perempuan hamil yang menggunakan antidepresi beresiko lima kali lebih besar terjadi depresi kembali daripada perempuan yang melanjutkan penggunaan obat. Penghentian SSRI secara tiba-tiba dapat menyebabkan dapat menyebabkan berbagai gejala, termasuk:
Ø  Sakit kepala
Ø  Mual dan muntah
Ø  Kedinginan
Ø  Pusing
Ø  Lelah
Ø  Insomnia
Ø  Lekas marah

2.5 Mencegah Depresi Selama Kehamilan
Bagi mereka yang saat ini sedang hamil, maka jadikan masa hamil ini sebagai pengalaman yang menyenangkan dalam hidup anda. Untuk para suami serta keluarga, dukungan dari anda semua akan besar manfaatnya untuk menciptakan mood yang baik bagi ibu dan janinnya. Sehingga pada saatnya nanti sang ibu hamil dapat melahirkan anak – anak dengan kualitas mental dan fisik yang baik serta berkualitas.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar