KEHAMILAN DENGAN DEPRESI
2.1. Pengertian Depresi
Depresi
adalah gangguan mood (perasaan tidak berdaya dan kehilangan harapan), kondisi
emosional berkepanjangan yang mewarnai seluruh proses mental (berfikir,
berperasaan, dan berprilaku). (Philip c.rice 1992 )
Menurut
para ahli, berdasarkan penelitian yang sudah dilakukan selama 20 tahun, para
ahli menemukan anak yang dilahirkan oleh ibu yang mengalami depresi berat
selama kehamilan akan memiliki kadar hormone stres tinggi, aktivitas otak yang
peka terhadap depresi, menunjukkan sedikit ekspresi, dan mengalami gejala
depresi lain, seperti sulit makan dan tidur. Yang berbahaya bila gejala depresi
pada bayi baru lahir tidak segera ditangai, anak berkembang menjadi anak yang
tidak bahagia. Mereka sulit belajar berjalan, berta badan kurang, dan tidak
responsif terhadap orang lain. Bila keadaan ini tetap tidak tertanggulangi,
anak akan tumbuh menjadi balita yang depresi. Saat mulai sekolah mereka
mengalami. Makanya, ibu dan anak mengalami depresi harus mendapatkan
pertolongan para profesional. Berkonsultasilah dengan dokter anak dan psikolog
anak. Makin cepat pertolongan diberikan makin besar kemungkinan anak akan
tumbuh normal. Terapi lainnya, seperti pijat, juga terbukti baik untuk
mengatasi depresi, baik bagi anak maupun ibu. Tapi, ini pun harus dengan
pengawasan dari dokter. Yang penting, upaya penyembuhan ini harus dilakukan
pada ibu dan bayi. Jangan hanya bayi yang diterapi, sementara ibu dibiarkan
makin terpuruk dalam depresi atau sebaliknya. Ibu dan bayi harus bekerja sama
untuk mengatasi depresinya. Ayah juga harus berperan aktif dalam membantu
penyembuhan orang-orang terdekat ini. Itulah sebabnya, saat ini, peran suami
terhadap ibu yang sedang mengandung dan setelah melahirkan amat besar. Ibu
hamil harus mendapatkan dukungan yang sebesar-besarnya dari suami. Dukungan
suami ini bisa ditunjukkan dengan berbagai cara, seperti memberi ketenangan
kepada istri, membantu sebagian pekerjaan istri atau bahkan sekadar memberi
pijatan ringan bila istri merasa pegal. Diharapkan, dengan dukungan total dari
suami, istri dapat melewati masa keamilannya dengan perasaan senang dan jauh
dari depresi. Pada saat bayi yang ditunggu sudah lahir, peran suami yang
sekarang telah menjadi seorang ayah tentu diharapkan menjadi semakin aktif.
Ayah dan ibu harus berbagi tugas dalam mengasuh dan merawat si kecil. Membuat
ibu depresi karena fisiknya belum pulih setelah melahirkan ditambah kelelahan
baru merawat bayi.
2. 2 Penyebab dan Gejala
Depresi
selama kehamilan merupakan gangguan mood yang sama seperti halnya pada depresi
yang terjadi pada orang awam secara umum, dimana pada kejadian depresi akan
terjadi perubahan kimiawi pada otak. Dalam hal ini perubahan hormonal pada saat
kehamilan akan mempengaruhi kimiawi otak itu sendiri, yang nantinya akan sangat
berhubungan erat dengan kejadian depresi dan kecemasan selama kehamilan. Pada
sebagaian dari mereka yang mempunyai riwayat depresi, hal ini dapat muncul
kembali akibat dipicu oleh kesulitan hidup yang melanda Selama kehamilan dan
nantinya akan menyebabkan timbulnya gejala depresi selama kehamilan.
Wanita yang mengalami depresi akan mengalami beberapa gejala berikut ini selama kurang lebih 2 minggu :
·
Adanya perasaan sedih
·
Kesulitan dalam berkonsentrasi
·
Tidur yang terlalu lama atau terlalu sedikit
·
Hilangnya minat dalam melakukan aktivitas yang
biasanya digemari
·
Putus asa, terkadang beberapa ada yang merasa
cemas,
·
Timbul perasaan bersalah dan tidak berharga
·
Adanya perubahan dalam kebiasaan makan
·
Bahkan tidak jarang dari mereka memiliki
perasaan ingin bunuh diri.
Tetapi
kejadian depresi ini tidak semata – mata kejadian yang muncul begitu saja. Pada
beberapa kasus, depresi selama hamil tersebut dipicu oleh faktor pencetus
seperti adanya masalah dengan suami mereka atau ibu hamil memang mempunyai
riwayat depresi pada keluarganya. Beberapa kepustakaan banyak menyebutkan
adanya riwayat kegagalan dalam kehamilan juga dapat memicu untuk timbulnya
depresi selama masa kehamilan. Selain itu kejadian hidup yang berat, adanya
komplikasi selama kehamilan juga dapat menjadi salah satu pemicu terjadinya depresi
selama kehamilan.
Hal-hal yang bisa mencetuskan
depresi selama hamil :
ü Gangguan
hubungan kerja
ü Riwayat
depresi baik diri maupun keluarga
ü Pengobatan infertilitas
ü Riwayat
aborsi
ü Pengalaman
yang stressfull
ü Adanya
komplikasi dalam kehamilannya
ü Riwayat
KDRT atau trauma
Depresi
yang tidak ditangani bisa memberikan potensi bahaya ke ibu dan janin. Depresi
yang tidak tertangani bisa menyebabkan asupan nutrisi menjadi jelek, merokok
dan tingkah laku ingin bunuh diri, yang mana hal-hal ini bisa menyebabkan kelahiran kurang bulan, berat lahir rendah,
dan gangguan pertumbuhan lainnya.
Pilihan
pengobatan pada wanita hamil berupa; kelompok-kelompok suportif, psikoterapi
dan obat-obatan. Bicarakan dengan dokter atau orang lain yang mengerti
persoalan yang dihadapi. Prinsipnya jangan menghadapi depresi seorang diri,
jika gejalanya berat biasanya diberikan
anti depresi.
2.3
Dampak Depresi pada Kehamilan
Depresi yang
tidak ditangani akan memiliki dampak yang buruk bagi ibu dan bayi yang
dikandungnya. Ada 2 hal penting yang mungkin berdampak pada bayi yang
dikandungnya, yaitu :
·
Pertama adalah timbulnya gangguan pada janin
yang masih didalam kandungan
·
Kedua munculnya gangguan kesehatan pada mental
si anak nantinya
Depresi
yang dialami, jika tidak disadari dan ditangani dengan sebaik – baiknya akan
mengalihkan perilaku ibu kepada hal – hal yang negatif seperti minum-minuman
keras, merokok dan tidak jarang sampai mencoba untuk bunuh diri. Hal inilah
yang akan memicu terjadinya kelahiran prematur, bayi lahir dengan berat badan
yang rendah dan gangguan perkembangan janin. Ibu yang mengalami depresi ini
tidak akan mempunyai keinginan untuk memikirkan perkembangan kandungannya dan
bahkan kesehatannya sendiri.
Sebagai
contoh nyata pada suatu studi kasus yang dilakukan pada 300 ibu hamil yang
menjadi korban 11 september (WTC), dimana semua dari mereka yang dijadikan
sampel penelitian berada dekat dengan lokasi tragedi. Dari hasil penelusuran
yang dilakukan terhadap anak – anak yang mereka lahirkan, maka didapatkan
kelahiran anak mereka jauh lebih kecil dalam hal berat badan dibandingkan
mereka yang berada jauh dari lokasi tragedi. Selain itu kejadian lahir prematur
juga lebih banyak terjadi pada mereka yang berada di dekat lokasi tragedi
tersebut ketimbang mereka yang jauh dari lokasi tragedi. Hal ini membuktikan
depresi yang berdampak pada ibu akan sangat mempengaruhi perkembangan janin
mereka kelak.
Selain
itu pada suatu studi yang dilakukan pada ibu yang mengalami depresi saat
kehamilan akan menyebabkan timbulnya gangguan tingkah laku dan emosional si
anak pada saat menginjak usia 4 tahun nantinya. Hal ini membuktikan bahwa pada
beberapa minggu terakhir dalam kehamilan sangat berperan penting dalam
perkembangan dan maturitas otak si bayi, sehingga jika ibu mengalami depresi
akan memperbesar kejadian prematur dan akhirnya akan mempengaruhi tingkat
perkembangan otak si bayi. Pada studi yang lain pada ibu-ibu di UK yang
mengalami depresi selama kehamilan, kemudian anak mereka diikuti sampai usia 16
tahun, didapatkan bahwa anak – anak ini rentan untuk mengalami gangguan depresi
ketimbang mereka yang ibunya tidak mengalami depresi selama kehamilan.
2.4 Menangani Depresi Selama Kehamilan
Penatalaksanaan;
ü Harus
kita hadapi dengan sikap serius dan mengerti
ü Hendaknya
jangan menghibur, member harapan palsu, bersikap optimis dan bergurau, karena
akan memperbesar rasa tidak mampu dan rendah diri.
ü Untuk
mengatasi dengan cepat, gunakan
obat-obat penenang
Jika
seorang ibu mengalami depresi selama kehamilan maka hal yang harus dilakukan
adalah mencari pertolongan. Ada beberapa cara yang dapat dilakukan, antara lain
dengan berkonsultasi pada dokter kandungan atau pada psikolog/psikiater anda
mengenai gejala yang dialami. Saat ini mereka adalah tempat yang paling tepat
untuk berkonsultasi, mereka nanti akan memberikan solusi yang terbaik untuk ibu
dan janin yang ada di dalam kandungan.
Ada
beberapa cara dalam melakukan terapi dan konsultasi dengan dokter kandungan
anda seperti dengan metode support group atau psikoterapi yang dapat dilakukan
secara rutin dan berkala atau dengan obat – obatan. Jika gejala depresi yang
ditunjukkan sangat berat maka dokter kandungan mungkin akan meresepkan beberapa
obat untuk mengatasinya dan tentunya aman untuk mereka yang sedang mengandung.
Jika karena sesuatu hal sang ibu tidak merasa nyaman untuk mendiskusikannya
dengan dokter atau terapis maka teman dekatnya dapat diajak berbicara untuk
bertukar pendapat. Yang terpenting adalah bahwa orang yang diajak berbicara
tersebut sangat bisa mengerti apa yang sang ibu hamil rasakan. Jangan pernah
untuk melawan depresi ini seorang diri, karena pada saat-saat tersebut sang ibu
hamil sangat membutuhkan seseorang untuk diajak berbagi untuk mengatasi depresi
yang dirasakan.
Penggunaan
antidepresan selama kehamilan dapat menimbulkan resiko pada bayi , tetapi
berhenti menggunakannya mungkin dapat memberi resiko pada sang ibu.
Antidepresan merupakan cara pertama penanganan untuk hampir semua jenis
depresi. Antidepresan dapat menolong meredakan gejala depresi. Tetapi lain
halnya bila saat hamil atau sedang mempertimbangkan untuk hamil. Hormon
kehamilan pernah dianggap melindungi perempuan dari depresi, tetapi peneliti
sekarang menganggap itu tidak benar. Faktanya adalah 10 persen dari perempuan
depresi selama kehamilan. Meski kehamilan tidak membuat depresi lebih parah,
kehamilan sering kali memicu perubahan emosi yang kadang lebih sulit diatasi
daripada depresi.
Antidepresan merupakan pilihan
selama kehamilan
Sedikit
pengobatan yang terbukti aman digunakan selama kehamilan. Meskipun beberapa
antidepresan tidak dihubungkan dengan resiko peningkatan cacat lahir atau
perkembangan yang terganggu, termasuk fluoxetine (Prozac, Sarafem, lainnya),
sertraline (Zoloft) dan bupropion (Wellbutrin) . Dengan penelitian lebih lanjut
lebih banyak mengenai obat antidepresi, risiko dan keuntungan menggunakan obat
selama kehamilan harus ditimbang dengan cermat.
·
Beberapa tipe antidepresan
Sejauh
ini, bupropion (Wellbutrin) tidak dihubungkan dengan resiko perkembangan bayi.
Tetapi peneliti telah mengidentifikasi berbagai resiko dengan berbagai
antidepresan. Contohnya:
1. Paxil. Paroxetine (Paxil) telah
dikaitkan dengan kerusakan jantung bawaan saat digunakan selama tiga bulan
pertama masa kehamilan.
2. Inhibitor Reuptake Selektif
Serotonin lain (Selective Serotonin Reuptake Inhibitors
(SSRI). Penggunaan SSRI — termasuk citalopram (Celexa), fluoxetine (Prozac),
paroxetine (Paxil) dan sertraline (Zoloft) — di tengah hingga akhir kehamilan
dapat meningkatkan resiko yang jarang namun serius yaitu masalah paru-paru yang
disebut persistent pulmonary hipertensi dari bayi yang baru lahir. Kondisi ini
timbul saat sistem sirkulasi dari bayi yang baru lahir tidak beradaptasi untuk
bernafas diluar rahim.
3. Antidepresan trisiklik. Antidepresan
ini— termasuk amitriptilin dan nortriptilin (Aventyl, Pamelor) — umumnya are
generally discouraged during pregnancy in favor of newer, more effective
medications. Resiko potensial dari antidepresan trisiklik pada bayi termasuk
kerusakan dari sistem syaraf pusat, cacat atau pertumbuhan yang terganggu.
· Resiko lain untuk bayi
Bila anda
menggunakan antidepresan SSRI selama kehamilan atau selama tri semester ketiga,
bayi anda mungkina akan mengalami gejala sementara — termasuk kejang, masalah
pencernaan, tidur yang terganggu dan tangisan yang sangat keras.
·
Resiko menghentikan penggunaan antidepresi selama kehamilan
Bila anda
berhenti menggunakan antidepresi selama kehamilan, resiko depresi mungkin akan
timbul kembali. Faktanya, perempuan hamil yang menggunakan antidepresi beresiko
lima kali lebih besar terjadi depresi kembali daripada perempuan yang
melanjutkan penggunaan obat. Penghentian SSRI secara tiba-tiba dapat
menyebabkan dapat menyebabkan berbagai gejala, termasuk:
Ø Sakit kepala
Ø Mual dan muntah
Ø Kedinginan
Ø Pusing
Ø Lelah
Ø Insomnia
Ø Lekas marah
2.5 Mencegah Depresi Selama Kehamilan
Bagi
mereka yang saat ini sedang hamil, maka jadikan masa hamil ini sebagai
pengalaman yang menyenangkan dalam hidup anda. Untuk para suami serta keluarga,
dukungan dari anda semua akan besar manfaatnya untuk menciptakan mood yang baik
bagi ibu dan janinnya. Sehingga pada saatnya nanti sang ibu hamil dapat
melahirkan anak – anak dengan kualitas mental dan fisik yang baik serta
berkualitas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar